Home » » PROPOLIS & PENYEMBUHAN PENYAKIT

PROPOLIS & PENYEMBUHAN PENYAKIT

Written By Unknown on Jumat, 29 Maret 2013 | 03.43

PROPOLIS & PENYEMBUHAN PENYAKIT

PROPOLIS GAGALKAN AMPUTASI KARENA DIABETES

Propolis memperbaiki fungsi kelenjar pankreas dalam memproduksi insulin sehingga menurunkan kadar glukosa darah.”

Mengunjungi kerabat dekat pada pertengahan 2006 berakibat fatal bagi Yatinah. Dengan Kadar gula darah 423 mg/l kakinya tak merasakan kap mesin angkutan kota yang panas. Sesampai di rumah punggung kaki melepuh.

Luka melepuh itu kemudian membengkak berisi cairan. Karena bengkak kian membesar, perempuan berusia 61 tahun itu lantas dibawa ke rumahsakit di Bekasi. Dokter menyayat dan mengeluarkan cairan lalu menjahitnya. Luka sayatan itulah awal derita. Penyakit gula membuat luka tak kunjung menutup. Dalam 3 bulan, luka itu semakin lebar dan dalam.

Meski setiap hari dicuci dengan air hangat dan dikompres, luka tak juga mengecil. Di bulan kelima, lukanya malah mulai bernanah dan menguarkan bau tak sedap. Puncaknya pada awal 2007 luka tembus sampai telapak kaki dan menjadi ganren. Ia pun tak lagi mampu berdiri, apalagi berjalan. Mobilitas perempuan 9 anak itu bergantung pada kursi roda.

Yatinah kerap bolak-balik ke klinik dan rumahsakit untuk memeriksakan lukanya. Perempuan yang hidupnya hanya mengandalkan warung makanan kecil di depan rumah itu mesti merogoh kocek Rp250.000—Rp500.000 setiap periksa. Meski demikian, ganren terus menjalar sampai kulit di sekitarnya lebam menghitam. Maret 2007, lebam kehitaman itu menjalar mendekati pergelangan kaki. “Jika sudah sampai pergelangan kaki harus di amputasi,” kata Yatinah menirukan ucapan dokter. Ia pun hanya bisa pasrah sambil terus mengkonsumsi obat dari dokter.

Propolis Sembuhkan luka diabetes
Pada April 2007, disarankan mengkonsumsi propolis. Yatinah menurut walau ragu. “Dokter di klinik dan rumahsakit dengan obat buatan pabrik terkenal saja tidak bisa menyembuhkan, apalagi suplemen biasa,” katanya. Selama 3 hari ia mengkonsumsi propolis pada pagi, siang, dan malam sebelum tidur. Menurut Yatinah, konsumsi awal rendah itu untuk memberi kesempatan tubuh beradaptasi.

Setelah 3 hari konsumsi, Yatinah merasakan tidak ada reaksi penolakan dari tubuh dan baunya berkurang. Saat itulah ia merasakan lukanya berdenyut, pertanda saraf perasa kembali aktif. Konsumsi pun ditingkatkan konsumsi propolis setiap minum dengan frekuensi tetap. Dua minggu mengkonsumsi, nanah berhenti keluar. Bau tidak sedap pun tidak lagi tercium. Luka di telapak mulai mengering, sedangkan luka di punggung kaki menyempit. Lebam kehitaman di sekitar luka memudar.
Saat itu konsumsi propolis masih dibarengi obat kimia. Setelah obat dokter habis, Yatinah melanjutkan pengobatan hanya dengan propolis. Sebulan setelah konsumsi, giliran luka di punggung kaki mengering bersamaan menutupnya luka di telapak. Dua bulan mengkonsumsi, nenek 17 cucu itu bisa lepas dari kursi roda. Ia kembali bisa berjalan meski agak tertatih. Tak sampai 3 bulan mengkonsumsi, luka mengerikan itu sudah lenyap.

Bukan cuma mengkonsumsi propolis secara oral, Yatinah juga menggunakan salep untuk obat luar. Ia mengoleskan salep mengandung propolis pada ganren di kakinya. Sebelumnya luka dicuci 2—3 kali dengan cairan infus. Cairan infus dipilih lantaran steril. Setelah dibilas dengan cairan madu, barulah salep dioleskan. Cairan madu menggantikan alkohol yang meskipun ampuh mengeringkan luka tapi sakitnya tidak tertahankan.

Propolis bekerja di Dalam dan luar
Menurut dr Hafuan Lutfie, dokter yang meresepkan propolis sejak 2002, propolis bisa bekerja di dalam dan di luar tubuh. Jika dikonsumsi oral, propolis memperbaiki fungsi kelenjar pankreas dalam memproduksi insulin sehingga menurunkan kadar glukosa darah. “Tapi dengan catatan kelenjar pankreas masih berfungsi dan belum rusak total,” katanya. Selain membantu penyembuhan, propolis juga memberi nutrisi sehingga sel bisa beregenerasi. Fungsi itulah yang tidak bisa digantikan obat-obatan medis.

Jika digunakan di luar tubuh, misalnya dioleskan sebagai salep, propolis bisa menyembuhkan ganren dan menghilangkan nanah serta bau. Pasalnya, lem lebah itu bersifat antibakteri. Menurut Hafuan, nanah dan bau adalah sisa pertempuran antara sel darah putih dan bakteri patogen dari udara. Jika bakteri sudah dikalahkan oleh propolis, tidak ada lagi nanah penyebab bau yang terbentuk. Sifat lain propolis dan produk perlebahan lain secara umum adalah membantu pengeringan sehingga tidak dihinggapi bakteri patogen.

Daya menyembuhkan propolis tergantung kepada kadar yang dikonsumsi. Semakin tinggi kadar, semakin ampuh daya menyembuhkannya. Namun, jika kadarnya terlalu tinggi—misal melebihi 60%—zat itu tidak bisa tercerna tubuh lantaran sifatnya yang liat dan keras. Sebagai produk nonkimiawi, propolis aman dikonsumsi dalam jangka panjang tanpa efek samping. Toh, Hafuan mengingatkan, selain asupanpropolis, penderita diabetes tetap harus menjaga pola makan dan menghindari konsumsi tinggi glukosa serta karbohidrat.

Propolis sebagai Antibakteri
Propolis ampuh memberangus diabetes melitus dan efek sampingnya lantaran kandungan CAPE alias asam kafeat fenetil ester. Penelitian Fuliang dari Universitas Zhejiang, Hangzhou, China, dan Hepburn dari Universitas Rhodes, Grahamstown, Afrika Selatan, membuktikan ekstrak propolis menurunkan kadar glukosa, fruktosamin, malonaldehida, oksida nitrat, oksida nitrat sintetase, trigliserida, sampai kolesterol total dalam darah.

Sementara hasil pengujian Propolis di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu (LPT) Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, menemukan propolis kaya alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin, tanin, dan kuersetin, yang semuanya bersifat antioksidan.
Sumber: trubus-online


PROPOLIS UNTUK MASALAH JANTUNG

Propolis, Lebih Berkhasiat Dibandingkan Pengobatan Medis Jutaan Rupiah


Peti mati dan lokasi pemakaman Tarsisius Sarbini sudah disiapkan. Kondisi pria 61 tahun itu memburuk akibat penyakit jantung koroner. Dokter menawarkan operasi by pass untuk mengatasi pencabut nyawa nomor wahid itu, tetapi keluarga menolak..

Bagi pasangan Tarsisius Sarbini dan Sri Subekti yang berprofesi guru, biaya operasi Rp150-juta itu sangat mahal. ‘Jika rumah saya jual juga tak menyelesaikan masalah. Saya tak mau menyengsarakan anak-istri,’ kata Sarbini yang merokok sejak 1970 dan menghabiskan 3 bungkus setiap hari mulai 1985 hingga 1995. Apalagi menurut dokter yang merawat peluang sembuh setelah operasi hanya 50%. Dalam kondisi pasrah itu sebuah peti mati pun disiapkan.

Tak ada pilihan lain bagi Sri Subekti selain harus membawa suami kembali ke rumah. Pada 5 September 2005 itu mereka meninggalkan rumahsakit di Bandung dan pulang ke Depok, Jawa Barat. Pria kelahiran Banyumas, Jawa Tengah, 14 Maret 1944 itu hanya terbaring. Seluruh aktivitasnya dilangsungkan di atas tempat tidur. Keluarga bagai menanti dentang lonceng kematian Sarbini.

Pertahanan Kota
Jauh sebelum disarankan operasi, Sarbini berupaya keras mencari kesembuhan. Ia mengkonsumsi beragam herbal. Sekadar menyebut contoh ia rutin minum segelas rebusan daun keluwih Artocarpus altilis. Lama konsumsi 3 bulan, belum juga membawa perubahan. Ia juga disiplin menelan 9 jenis obat yang diresepkan dokter 3 kali sehari, tetapi 7 sumbatan di jantung belum juga teratasi.

Beberapa hari setelah tiba di rumah, H Anwar, orangtua dari murid yang ia didik, menyodorkan propolis. Sarbini pun patuh dan mengkonsumsi masing-masing 3 kapsul propolis 3 kali sehari. Tiga jenis obat dari dokter – sama dengan yang di konsumsi sebelumnya – ia telan 1 jam setelah menelan propolis. Sepekan berselang, pria 65 tahun itu merasakan khasiatnya. ‘Saya bisa berjalan 5 meter dan mengangkat gayung,’ kata Sarbini.
Itu kemajuan luar biasa. Sebelumnya, jangankan berjalan, bangkit dari tidur pun ia tak mampu. Dada yang semula sakit seperti ditusuk-tusuk pisau, intensitasnya kian berkurang. Keruan saja istri dan keluarganya senang bukan kepalang. Sebulan kemudian ia merasa sangat bugar. Saat ditemui Trubus di rumahnya pada 16 Desember 2009, Sarbini tampak gagah.
Aktivitasnya jalan sehat ketika pagi dan mengajar pada siang hingga sore hari. Singkat kata keluhan-keluhan yang dulu ia rasakan, hilang sama sekali. Kesembuhannya memang belum ia buktikan melalui pemeriksaan medis. Setelah kondisinya membaik, 4 tahun terakhir Sarbini belum memeriksakan jantung lantaran biaya relatif mahal, mencapai Rp25-juta.

Menurut dr Robert Hatibi di Jakarta sembuhnya Sarbini dari penyumbatan pembuluh darah jantung karena kemampuan propolis mengikat radikal bebas sehingga sumbatan terkikis. Sumbatan itu akibat nikotin dalam rokok yang menebalkan dinding pembuluh darah di jantung. Selain mengikis, ‘Propolis juga menjaga kemudian mempertahankan elastisitas dan daya kapilaritas aorta serta vena jantung,’ kata Hatibi.

Mumi
Propolis yang dikonsumsi Sarbini merupakan produk yang dihasilkan lebah. Spesies yang banyak diternakkan adalah Apis cerana dan Apis mellifera. Propolis berbeda dengan madu, produk utama lebah. Madu terdapat di dalam sarang heksagonal; propolis di luar sarang. Pada sarang buatan berupa kotak kayu, lebah-lebah pekerja meletakkan propolis di celah antarpapan, bingkai, atau tutup sarang.

Ir Hotnida CH Siregar MSi, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor mengatakan lebah pekerja mengolah propolis dari berbagai bahan seperti pucuk daun, getah tumbuhan, dan kulit beragam tumbuhan seperti akasia dan pinus. Menurut Dolok Tinanda Haposan Sihombing, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor, propolis merupakan bahan campuran kompleks terdiri atas malam, resin, balsam, minyak, dan polen.

Kata propolis berasal dari bahasa Yunani: pro berarti sebelum, polis bermakna kota. Kota dalam kehidupan serangga sosial itu adalah sarang. Secara harfiah propolis bermakna sebelum sampai kota. Bagi lebah propolis bermanfaat menambal celah-celah sarang, menutup lubang, dan mensterilkan sarang. ‘Kota’ lebah selalu dalam kondisi steril berkat propolis.

Hotnida mengatakan fungsi propolis lain adalah membungkus atau memumikan bangkai hama yang masuk ke sarang lebah. Dengan demikian propolis menghentikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri, cendawan, dan virus sehingga penyakit tak tersebar dan sarang tetap steril. Hama yang dibungkus dengan propolis pun menjadi awet dan tak busuk lantaran propolis bersifat antibakteri. Metode itulah yang ditiru oleh nenek moyang bangsa Mesir untuk mengawetkan jenazah.

Menurut Ir Bambang Soekartiko, pemilik Bina Apiari, kualitas propolis tergantung dari sumber tanaman dan proses pembuatan. Tanaman sumber propolis di negara subtropis seperti Bulgaria, Korea, dan Rusia adalah pohon poplar Populus sp. Brasil mempunyai Bacharis dracunculifolia dan Dalbergia sp masing-masing sebagai sumber propolis hijau dan merah yang mempunyai bioflavonoid tinggi. Brasil tersohor sebagai negara utama produsen propolis di dunia.

Produknya yang terkenal adalah propolis hijau bermutu tinggi karena kandungan bioflavonoid yang tinggi. Flavonoid merupakan komponen tumbuhan yang bersifat sebagai bahan-bahan anticendawan, antibakteri, antivirus, antioksidan, dan antiinflamasi. ‘Di Indonesia belum ada penelitian jenis tanaman sumber propolis yang kandungan bioflavonoid tinggi,’ kata Soekartiko (baca: Rahasia dalam Sebuah Sarang halaman 25).

Kotoran?
Warna propolis beragam, meski pada umumnya cokelat gelap. Namun, kadang-kadang ditemukan juga propolis berwarna hijau, merah, hitam, bahkan putih tergantung dari sumber resin. Produksi propolis relatif kecil, 20 gram setahun dari 200.000 lebah. Karena warnanya yang cenderung gelap itulah banyak peternak lebah menganggap propolis sebagai kotoran.
Apalagi para peternak itu juga belum mengetahui khasiat propolis. Oleh karena itu mereka justru membuang propolis dari sarang karena menganggap kotor. Padahal, untuk memanen propolis, relatif mudah. Peternak mengerok secara hati-hati dan mengekstraknya (baca: Kuncinya pada Pelarut halaman 20). Nah, karena jarang dilirik peternak, maka penggunaan propolis untuk kesehatan kalah populer ketimbang produk lebah lain seperti madu dan royal jeli. Peternak lebah di Amerika Serikat juga menganggap propolis sebagai bahan pengganggu. Propolis melekat di tangan, pakaian, dan sepatu ketika cuaca panas serta berubah keras dan berkerak ketika dingin.

Padahal, harga propolis jauh lebih mahal daripada madu. Saat ini di Indonesia harga propolis di tingkat peternak mencapai Rp700.000; madu, Rp35.000 per kg. Baru pada akhir 1990-an propolis dilirik sebagai bahan berkhasiat ketika Jepang meriset lem lebah untuk kesehatan. Takagi Y dari Sekolah Kesehatan Universitas Suzuka membuktikan keampuhan propolis meningkatkan sistem imunitas tubuh. Riset lain dari University of Japan membuktikan bahwa propolis mengurangi risiko sakit gigi. Dari pembuktian ilmiah itulah penggunaan propolis sohor di Jepang.

Menurut Hotnida penggunaan propolis di Indonesia juga terpengaruh hasil riset di Jepang. Masyarakat di Indonesia ramai menggunakan lem lebah alias propolis pada 2 tahun terakhir. Itu sejak kehadiran beberapa produsen dan distributor seperti PT. Alwahida Marketing International (Naturelife Indonesia), PT Ratu Nusantara, CV Cahya Sejahtera, dan PT High Dessert Indonesia. Di pasaran kini terdapat beragam produk berbasis propolis seperti kapsul propolis murni, cairan propolis murni, dan campuran propolis dan madu.

Riset Ilmiah
Seiring dengan tren pemanfaatan propolis, para periset menguji ilmiah lem lebah itu. Dra Mulyati Sarto MSi, peneliti di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, membuktikan bahwa propolis sangat aman dikonsumsi. Dalam uji praklinis, Mulyati membuktikan LD50 propolis mencapai lebih dari 10.000 mg. LD50 adalah lethal dosage alias dosis yang mematikan separuh hewan percobaan.

Jika dikonversi, dosis itu setara 7 ons sekali konsumsi untuk manusia berbobot 70 kg. Faktanya, dosis konsumsi propolis di masyarakat amat rendah, hanya 1 – 2 tetes dalam segelas air minum. Dosis penggunaan lain pun hanya 1 sendok makan dilarutkan dalam 50 ml air.
‘Tingkat toksisitas propolis sangat rendah, jika tak boleh dibilang tidak toksik,’ kata Mulyati. Bagaimana efek konsumsi dalam jangka panjang? Master Biologi alumnus Universitas Gadjah Mada itu juga menguji toksisitas subkronik. Hasilnya konsumsi propolis dalam jangka panjang tak menimbulkan kerusakan pada darah, organ hati, dan ginjal. Dua uji ilmiah itu – toksisitas akut dan toksisitas subkronik – membuktikan bahan suplemen purba itu sangat aman dikonsumsi.
Propolis itu pula yang dikonsumsi Evie Sri, kepala Sekolah Dasar Negeri Kertajaya 4 Surabaya, untuk mengatasi kanker payudara stadium IV. Evie akhirnya sembuh dari penyakit mematikan itu. Kesembuhannya selaras dengan riset Prof Dr Mustofa MKes, peneliti di Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, yang meriset in vitro propolis sebagai antikanker. Sang guru besar menggunakan sel HeLa dan Siha – keduanya sel kanker serviks – serta T47D dan MCF7 (sel kanker payudara).

Selain itu ia juga menguji in vivo pada mencit yang diinduksi 20 mg dimethilbenz(a)anthracene (DMBA), senyawa karsinogenik pemicu sel kanker. Frekuensi pemberian 2 kali sepekan selama 5 minggu. Hasil riset menunjukkan propolis mempunyai efek sitotoksik pada sel kanker. Nilai IC50 pada uji in vitro mencapai 20 – 41 μg/ml. IC50 adalah inhibition consentration alias konsentrasi penghambatan propolis terhadap sel kanker.
Untuk menghambat separuh sel uji coba, hanya perlu 20 – 41 μg/ml. Angka itu setara 0,02 – 0,041 ppm. Bandingkan dengan tokoferol yang paling top sebagai antioksidan. Nilai IC50tokoferol cuma 4 – 8 ppm. Artinya ntuk menghambat radikal bebas dengan propolis perlu lebih sedikit dosis ketimbang tokoferol. Dengan kata lain nilai antioksidan propolis jauh lebih besar daripada tokoferol.

Pada uji in vivo, propolis berefek antiproliferasi. Proliferasi adalah pertumbuhan sel kanker yang tak terkendali sehingga berhasil membentuk kelompok. Dari kelompok itu muncul sel yang lepas dari induknya dan hidup mandiri dengan ‘merantau’ ke jaringan lain. Antiproliferasi berarti propolis mampu menghambat pertumbuhan sel kanker.
‘Terjadi penurunan volume dan jumlah nodul kanker pada tikus yang diberi 0,3 ml dan 1,2 ml propolis,’ ujar dr Woro Rukmi Pratiwi MKes, SpPD, anggota tim riset. Dalam penelitian itu belum diketahui senyawa aktif dalam propolis yang bersifat antikanker. Namun, menurut dr Ivan Hoesada di Semarang, Jawa Tengah, senyawa yang bersifat antikanker adalah asam caffeat fenetil ester.

Terpadu
Banyak bukti empiris yang menunjukkan penderita-penderita penyakit maut sembuh setelah konsumsi propolis. ‘Penyakitnya berat yang dokter spesialis sudah pasrah,’ kata dr Ivan. Sekadar menyebut beberapa contoh adalah Siti Latifah yang mengidap stroke, Wiwik Sudarwati (gagal ginjal), dan Rohaya (diabetes mellitus). Menurut dr Hafuan Lutfie MBA mekanisme kerja propolis sangat terpadu. Dalam menghadapi sel kanker, misalnya, propolis bersifat antiinflamasi alias antiperadangan dan anastesi atau mengurangi rasa sakit.

Yang lebih penting propolis menstimuli daya tahan tubuh. ‘Tubuh diberdayakan agar imunitas bekerja sehingga mampu memerangi penyakit,’ kata Lutfie, dokter alumnus Universitas Sriwjaya. Kemampuan propolis meningkatkan daya tahan tubuh disebut imunomodulator. Dr dr Eko Budi Koendhori MKes dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga membuktikan peningkatan kekebalan tubuh tikus yang diberi propolis. Biasanya infeksi Mycobacterium tuberculosis – bakteri penyebab tuberkulosis (TB) – menurunkan kekebalan tubuh dengan indikasi anjloknya interferon gamma dan meningkatkan interleukin 10 dan TGF. Interferon gamma adalah senyawa yang diproduksi oleh sel imun atau sel T yang mengaktifkan sel makrofag untuk membunuh kuman TB. Interleukin dan TGF merupakan senyawa penghambat interferon gamma.

Doktor ahli tuberkulosis itu membuktikan interferon gamma tikus yang diberi propolis cenderung meningkat hingga pekan ke-12. Sebaliknya interleukin 10 justru tak menunjukkan perbedaan bermakna. ‘Pemberian propolis pada mencit yang terinfeksi TB mampu mengurangi kerusakan pada paru-paru dengan cara meningkatkan sistem imun tubuh,’ kata dr Eko.
Link referensi: http://www.trubus-online.co.id/


Propolis Stop Cuci Darah Gagal Ginjal



Adhitya Tri Wardhana kejang, seluruh badan kaku, dan lemas. Ternyata itu gejala gangguan fungsi ginjal sehingga mesti cuci darah.
Acara liburan kelulusan sekolah di Bali pun riuh, guru dan teman-teman yang tengah asik bermain panik. Mereka membawa Adhitya yang saat itu berusia 16 tahun ke rumahsakit. Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan fungsi ginjal Adhitya positif turun. Di tubuhnya terdeteksi penumpukan sisa metabolisme protein dan kekurangan elektrolit. Itulah sebabnya dokter memberi suntikan elektrolit untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.

Kondisi kesehatan yang tidak bagus memaksa Adhitya mengakhiri liburannya lebih cepat dan pulang ke Surabaya, Jawa Timur. Wiwik Sudarwati MPd, ibunda Adhitya, tidak percaya jika ginjal anaknya bermasalah. Waktu berangkat ke Bali, Adhitya masih segar bugar. Tetapi kok tiba-tiba sakit,” kata ibu 3 anak itu. Oleh karena itu Wiwik kembali membawa Adhitya ke Rumahsakit Sint Vincentius a Paulo (sohor dengan nama RKZ atau oomsch Katholiek Ziekenhuis), Surabaya. Hasil diagnosis dokter sama saja: bungsu tiga bersaudara itu mengalami gangguan fungsi ginjal.

Sejak itu Adhitya rutin mengkonsumsi obat-obatan dan mengecek kesehatan sebulan sekali. Beraktivitas berat pun terlarang. Menu makanannya juga diatur. Adhitya menghindari konsumsi makanan berprotein tinggi. Tujuannya supaya ginjal tidak bekerja terlalu berat dalam membuang sisa-sisa metabolisme protein.  Adhitya hanya boleh mengkonsumsi protein 40 g sehari, kata Wiwik

Cuci darah

Hampir 3 tahun Adhitya hidup di bawah pengawasan dokter. Selama itu ia tidak mengalami keluhan sakit. Namun,menjelang pelulusan SMA, kesehatan pria yang kini berusia 22 tahun itu drop. Saat itu ia mengikuti banyak kegiatan bimbingan belajar sehingga sering pulang malam dan pola makanan pun tidak terkontrol. Akibatnya, Adhitya kembali menginap di rumah sakit.

Dokter mendiagnosis positif gagal ginjal. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar kreatinin dalam darah tinggi mencapai 12 mg/dl, kadar normal 0,6—1,2 mg/dl. 

Solusinya cuci darah 2 kali sepekan. Saat ini biaya sekali cuci darah berkisar Rp800.000. Namun, keluarga memutuskan Adhitya untuk mengkonsumsi obat-obatan. Pilihan itu ternyata berisiko tinggi.

Buktinya berselang 2 hari setelah menolak saran dokter, Adhitya kembali menjalani pemeriksaan darah. Hasilnya, kadar kreatinin semakin melonjak, 15 mg/dl . Dokter mengingatkan lagi untuk segera cuci darah. Bila dibiarkan, kreatinin akan meracuni organ tubuh lain. Dokter juga memberikan opsi lain, yaitu transplantasi ginjal. Salah satu dari orangtua Adhitya harus rela menyumbangkan ginjal kepada sang anak. “Biayanya mencapai Rp400-juta, ujar Wiwik.

Menurut dr Sidi Aritjahja, dokter di Yogyakarta, gagal ginjal merupakan ketidakmampuan ginjal menyaring dan mengeluarkan zat-zat racun, seperti kreatinin, dari tubuh sehingga menumpuk dalam darah. Kadar kreatinin tinggi menandakan organ yang mirip seperti biji kacang merah itu gagal bekerja. Kondisi itu berbahaya karena bisa meracuni organ tubuh lain. Oleh sebab itulah penderita gagal ginjal harus menjalani cuci darah. Kali ini, Adhitya manut terhadap saran dokter. Ia dirawat-inap dan melakukan cuci darah rutin 2 kali sepekan. Setelah 18 hari menginap di rumahsakit, dokter mengizinkan Adhitya pulang. Namun, setiap 5 hari sekali ia harus kembali untuk cuci darah. Selain itu ia juga harus tetap menjaga menu makanan supaya pencernaannya tidak memberatkan kerja ginjal.


Propolis

Pada pertengahan 2007, Wiwik bertemu salah satu rekannya, Baktiono. Ketika itulah Baktiono menyarankan kepada Wiwik agar memberikan propolis untuk mengobati Adhitya. Menurut Baktiono konsumsi propolis bagus untuk meringankan beragam penyakit. Propolis merupakan produk yang dihasilkan lebah Apis cerana dan Apis mellifera. Jika madu terdapat di dalam sarang heksagonal; propolis di luar sarang. Menurut Ir Hotnida CH Siregar MSi, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor, lebah pekerja mengolah propolis dari berbagai bahan seperti pucuk daun, getah tumbuhan, dan kulit beragam tumbuhan.

Tertarik dengan saran itu, Wiwik lantas membeli 1 botol propolis. Ia kemudian menyuruh Adhitya mengkonsumsinya 3 kali sehari sebelum makan. Dosis sekali minum 1 sendok makan propolis yang dicampurkan dalam 50 cc air. Satu setengah bulan rutin mengkonsumsi propolis, Adhitya melakukan cek darah. Hasilnya positif, kadar kreatin turun di bawah 10 mg/dl. Menurut dokter yang memeriksa kadar kreatin di bawah 10 mg/dl tidak perlu cuci darah.

Hasil itu merupakan kabar gembira bagi Adhitya dan keluarga. Bahkan setahun rutin mengkonsumsi propolis, ia pun tak pernah lagi diwajibkan untuk cuci darah. Pemeriksaan laboratorium terakhir, pada pertengahan 2008, menunjukkan kadar kreatin turun menjadi 4 mg/dl. Sejak itu Adhitya rutin mengkonsumsi propolis sampai sekarang. Selain tak perlu cuci darah, konsumsi propolis juga meningkatkan stamina.

Dulu Adhitya sering lemas dan cepat capai. Sekarang kondisinya lebih energik dan fit. Mahasiswa di Universitas Bhayangkara itu pun leluasa beraktivitas sehari-hari. Dulu ke mana-mana harus diantar, sekarang sudah bisa pergi sendiri; kata Wiwik. Dengan rutin mengkonsumsi propolis, Adhitya kini terbebas dari cuci darah.

Menurut Liu CF, periset di National Taipei College of Nursing, antioksidan propolis mampu melindungi ginjal dari kerusakan parah. Khasiat itu dibuktikan Liu secara in vivo pada hewan percobaan. Ia menguji 2 kelompok tikus yang menderita gagal ginjal akut. Satu kelompok diberi propolis; kelompok lain, tanpa propolis. Sejam setelah pemberian propolis, Liu lalu mengamati tingkat kerusakan ginjal tikus. Hasilnya, kerusakan ginjal kelompok yang tidak mengkonsumsi propolis lebih parah ketimbang kelompok yang mendapatkan asupan propolis. Itu ditandai dengan meningkatnya kadar malondialdehid (MDA) dalam ginjal tikus. Kadar malondialdehid tinggi mengindikasikan terjadinya stres oksidatif yang bisa memicu kerusakan ginjal.

Menurut Prof Dr Mustofa Mkes Apt, periset di Bagian Farmakologi & Toksikologi Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, sifat antioksidan pada propolis lantaran mengandung senyawa flavonoid dan polifenol. Senyawa aktif itu melindungi tubuh dari gempuran radikal bebas penyebab kerusakan sel. Dengan terlindungnya ginjal dari kerusakan parah maka proses regenerasi sel pun bisa lebih mudah berjalan. Adhitya Tri Wardhana merasakan manfaat itu. Ia terbebas dari cuci darah sejak rutin mengkonsumsi propolis.

(Ari Chaidir/Peliput: Rosy Nur Apriyanti)
Propolis dipanen dari sarang lebah Rosy Nur Apriyanti
Khasiat antioksidan propolis melindungi ginjal dari kerusakan parah Ari Chaidir

Manfaat Propolis untuk Jerawat

Manfaat Propolis untuk Jerawat sudah terbukti dan banyak testimoni mengenai manfaat propolis untuk penyembuhan jerawat. Penelitian yang dilakukan pada tahun 2006 di Bulgaria telah membuktikan bahwa propolis bermanfaat untuk penyembuhan jerawat. Dalam penelitian tersebut dilakukan penelitian pada bakteri yang sering menyebabkan jerawat dan bagaimana efek dari pemberian propolis tersebut terhadap bakteri penyebab jerawat tersebut. Terbukti propolis tersebut mempunyai kemampuan khusus untuk membunuh bakteri yang berjenis anaerob seperti Propionibacterenum.

P. Acnes atau yang dikenal dengan bakteri Propionibacterenum merupakan bakteri yang menyebabkan jerawat (acne) pada kulit manusia. Kesimpulan di atas menunjukkan adanya manfaat propolis untuk jerawat. Bagaimana dengan penyakit kulit lainnya ? Para ilmuwan saat ini sedang mengembangkan penelitiannya tentang manfaat lain dari propolis untuk menyembuhkan penyakit yang berhubungan dengan kulit termasuk penyakit mulut.
Pada dasarnya, jerawat itu sendiri adalah peristiwa yang normal karena kulit pada dasarnya sedang membuang sel kulit yang mati yang memang tidak berfungsi lagi. Di sini lain, kulit juga membuang kelebihan minyak. Proses pembuangan kulit dan minyak menjadi tersumbat dan meradang dikarenakan adanya bakteri P. Acnes. Infeksi atau peradangan pada kulit inilah yang menyebabkan munculnya jerawat yang sakit dan tidak nyaman. Dalam hal ini manfaat propolis untuk jerawat adalah berfungsi sebagai antibakteri, anti-inflamasi dan antioksidan.


Cara Memakai Propolis untuk Jerawat

Jerawat pada sebagian besar orang membuat rasa malu dan tidak nyaman. Tapi Anda jangan kuatir saat ini sudah ada propolis yang terbukti berkhasiat mencegah dan menyembuhkan jerawat supaya tidak datang lagi. Penggunaan propolis yang konsisten serta intensif, akan menyebakan bakteri penyebab jerawat akan mati dengan sendirinya.

Manfaat Propolis untuk Jerawat dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

Campurkan 5 tetes Propolis dengan setengah gelas teh air putih kemudian diminum, lakukan hal ini sebelum 5 menit makan berat (nasi, dan lain-lain). Kegiatan ini harus dilakukan secara intensif 3 kali sehari. Untuk mempercepat penyembuhan oleskan propolis pada jerawat yang muncul pada kulit Anda.


Testimoni Manfaat Propolis untuk Jerawat

Perkenalkan nama saya Linda, suatu hari jam 7 malam saya kedatangan sahabat saya, biasa namanya perempuan ngobrolnya ngalor-ngidul, juga sama-sama cerewet dia menawarkan sebuah produk kesehatan, saya dan tidak aneh lagi pasti produk-produk MLM yang ditawarkan kepada saya. Saya mencoba membeli satu botol. Saat itu jerawat saya lagi banyak-banyaknya dan sedang besar-besar (parah lah) saya coba oleskan propolis dan juga saya minum, dan ternyata reaksi propolis benar-benar dahsyat, 3 hari memakai propolis bukannya hilang malah bertambah banyak. Saat itu saya kaget, tapi karena teman saya sudah wanti-wanti, jangan kaget. Dan benar di hari ke 4 saya mulai merasakan kedahsyatan propolis…… jerawat saya hilang dan wajah saya mulai mulus kembali.


Inilah bukti kedasyhatan Manfaat Propolis Untuk Jerawat.


Share this article :

Popular Posts

 
Support : Your Link | Your Link | Your Link
Copyright © 2013. PENJUAL | NANO PROPOLIS MURNI | HERBAL ONLINE - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger